Protaper adalah instrumen endodontik generasi terbaru yang digunakan dalam kedokteran gigi, protaper termasuk tipe file ISO NiTi pemotongan akhir yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2001 oleh Ruddle, dkk. Beberapa keuntungan menggunakan protaper termasuk:
- Persiapan saluran akar yang lebih bersih
- Menghemat waktu kerja (efisien)
- Tingkat keamanannya relatif tinggi
- Kesuksesan dapat diprediksi
Protaper dapat digunakan untuk kasus yang mudah hingga kasus yang rumit, misalnya pada kasus saluran akar yang sempit dan bengkok atau melengkung.
KLASIFIKASI PROTAPER
Berdasarkan cara penggunaannya, protaper dibagi menjadi 2 (dua) klasifikasi, antara lain:
1. Instrumen Putar Protaper
Protaper Tipe ini digerakkan oleh alat berputar atau alat genggamalat dapat berputar dengan tenaga motor sekitar 250 – 300 rpm. Protaper Jenis ini mempunyai 6 (enam) file yang terdiri dari 3 (tiga) file file pembentuk (membentuk file)dan 3 (tiga) buah file akhir (menyelesaikan file).
![]() |
Gambar Instrumen Putar Protaper (sumber gambar: dentsplysirona.com) |
2. Alat Tangan Protaper
Instrumen tangan Protaper tidak beda jauh pelindung instrumen putarperbedaannya jika pelindung instrumen putar digerakkan oleh alat berputar dengan tenaga motor, sementara itu instrumen tangan protaper digerakkan oleh tangan operator.
![]() |
Gambar Instrumen Tangan Protaper (sumber gambar: indiamart.com) |
![]() |
Gambar Instrumen Tangan Protaper (sumber gambar: dentsplysirona.com) |
Berdasarkan fungsinya Instrumen Tangan Protaper Ada 3 (tiga) jenis, antara lain:
- File pembentuk X atau SX (oranye), fungsinya untuk membuang sisa dentin.
- File Pembentuk File S1 (ungu) dan S2 (putih), fungsi S1 membentuk 1/3 mahkota saluran akar, dan S2 berfungsi untuk membentuk dan memperlebar 1/3 bagian tengah saluran akar. S1 Dan S2 Dapat juga berfungsi untuk membentuk 2/3 mahkota saluran akar dan memperlebar bagian apikal.
- Menyelesaikan File F1 (kuning), F2 (merah), dan F3 (biru). Fungsi File Finishing memperhalus 1/3 apikal akhir suatu bentuk, atau dapat juga digunakan untuk memotong dan memanjangkan bentuk hingga 1/3 tengah saluran akar.
URUTAN PENGGUNAAN INSTRUMEN TANGAN PROTAPER
Cara atau langkah penggunaan instrumen tangan protaper (Teknik Crown Down) adalah sebagai berikut:
- Tahap pertama adalah eksplorasi saluran akar menggunakan K-File No 8, No 10, No 15 sampai seberapa dalam K-File itu bisa masuk.
- Lalu masukkan file pembentuk no 1 (S1) warna gagang ungusampai seberapa dalam membentuk berkas itu bisa masuk.
- Apabila saluran akar sudah besar dan longgar, silakan dilakukan eksplorasi dengan menggunakannya K-File Nomor 15 dengan gerakan naik turun beberapa milimeter sepanjang panjang kerja. Setelah prosedur kerja tersebut dilaksanakan, irigasi rongga tersebut bubur menggunakan natrium hipoklorit (NaOCl).
- Selanjutnya kembali ke file pembentuk no 1 (S1) warna gagang ungu. Memasukkan S1 ke dalam saluran akar, lalu gerakkan perlahan S1 dalam gerakan memutar menangani searah jarum jam secara apikal, sampai S1 terasa buntu. Kemudian keluarkan S1 dengan cara diputar menangani S1 berlawanan arah jarum jam kedalaman 45 – 90 derajat K-File, lalu irigasi. Dalam kasus yang kompleks (misalnya saluran akar yang sempit), mungkin diperlukan lebih dari satu rekapitulasi.
- Pembentuk X atau SX digunakan untuk menghilangkan sisa dentin, merelokasi saluran akar untuk menghindari perforasi, dan membantu mencapai akses tegak lurus ke radikular. Memasukkan SX ke dalam saluran akar, sampai SX terasa ringan. Lalu keluarkan SX dari arah apikal ke arah koronal, dengan cara memutar pegangannya SX berlawanan arah jarum jam, jangan lupa mengairi.
- Kapan prosedurnya pra-pembesaran selesai, akses coronal 2/3 sudah didapat dengan baik, selanjutnya gunakan K-File No.10 yang sudah dilengkungkan sebelumnya untuk preparasi saluran akar yang tersisa (bagian apikal). Lalu masukkan S1 untuk konfirmasi panjang kerja.
- Penggunaan selanjutnya file pembentuk no.2 (S2) pegangan warna putih, untuk panjang kerja, lalu irigasi.
- Penggunaan selanjutnya file akhir no.1 (F1) menangani warna kuningsampai panjang kerja, lalu pengairan.
- Selanjutnya periksa foramen apikal menggunakan K-File No.20 hingga panjang kerja. Jika setelah diperiksa panjang kerja sudah benar, maka disiapkan untuk obturasi. file akhir no.1 (F1) adalah ukuran minimum yang disarankan. Ketika menggunakan F1 masih terasa longgar, maka gunakanlah F2 Dan F3, memasukkan F2 Dan F3 sedalam panjang kerja, periksa foramen apikal dengan K-File No.25 dan No.30, jangan lupa mengairi.
Semoga bermanfaat!
Isi ringkasan penelitian ini diambil dari Buku Panduan Praktikum Pra Klinik Endodontik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah (FKG Unbrah) Padang. Disusun oleh : drg. Widyawati, M.Kes., Sp.KG
* Dirangkum oleh : drg. Gelar S. Ramdhani
*Artikel ini hanya ringkasan untuk memudahkan pembelajaran, mohon tidak dijadikan sebagai sumber rujukan utama
Ingin tahu profil penulis artikel ini? klik disini
———————————————-
Yuk tonton berbagai video
dari drg. Gelar S. Ramdhani klik di sini