LDIISAMPIT.OR.ID. Suatu ketika seorang tukang berkata kepada pemilik rumah warga LDII. “Uniknya, bahkan ke toilet pun diatur di LDII”.
Dulu penulis pertama kali ikut LDII juga pernah uneg seperti itu. Selanjutnya setelah mendapat penjelasan dari pihak manajemen, baru Hmm. Ternyata hal seperti itu belum pernah terpikirkan sebelumnya. Membuat toilet atau kamar mandi asalkan dibangun sesuai dengan kaidah umum. Intinya selain nyaman saat digunakan juga sebagai upaya pencegahan agar terhindar dari kenajisan.
Mulai dari ukuran minimal kamar mandi, ukuran pintu, tangki air, letak lubang toilet hingga kemiringan lantai.
Hal itu dibahas Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso di kantor DPP LDII Jakarta dalam diskusi ringan bersama awak pers. Ada di saluran YouTube LDII TV
“LDII sangat menjaga kesucian tempat ibadah. Salah satunya dengan menerapkan standar dalam pembuatan kamar mandi,” ujarnya.
Menurut Chriswanto, menjaga tubuh dari paparan najis merupakan salah satu keutamaan dalam berdoa.
“Kamar mandi standar kita buat untuk mencegah kenajisan. Kamar mandi standar LDII (lantainya) miring. Harus ada selokan kecil agar air bisa mengalir,” lanjutnya.
Kamar mandi yang menjadi standar ormas yang berdiri sejak tahun 1972 ini memiliki kemiringan lantai maksimal 5 cm per meter, sehingga jika terciprat air benar-benar mengalir lebih deras dan najis yang berasal dari air kencing pun bisa hilang. dibuang.
“Sebenarnya ini konsep untuk menjaga kesucian, tapi bukan berarti (menghakimi) yang masuk itu tidak suci, tidak. Tapi sumber najisnya dari urine dan feses. Jadi kita buat konsep bahwa orang malah tidak paham, begitu disiram aliran kesucian,” ujarnya.
Lantai kamar mandi yang standar LDII juga dibuat tidak licin, karena menurutnya lantai yang miring cenderung licin.