
Banyak sekali jenis mainan yang diciptakan di dunia untuk mendampingi anak kecil dalam tumbuh kembangnya. Produsen dan merek dagang melakukan inovasi dalam berbagai bentuk untuk menarik konsumen agar membeli produk mainannya. Salah satu yang cukup unik adalah mainan Sofubi yang berasal dari Jepang. Apa keunikan mainan ini dibandingkan mainan lainnya, yuk kenali mainan Sofubi.
Table of Contents
Sejarah mainan Sofubi dan ciri-cirinya

Kata Sofubi (ソフビ) merupakan istilah dari bahasa Jepang untuk kata “Soft Vinyl” (Sofuto Biniru) atau sebutan untuk mainan yang terbuat dari bahan Vinyl yang lembut. Mainan sofubi lahir di Jepang pada tahun 60an setelah perang dunia kedua. Sofubi memulai debutnya dengan produsen mainan Jepang Marusan pada tahun 1966. Karakter Godzilla (ゴジラ, Gojira) milik Toho menjadi salah satu mainan “Ultra-Kaiju” pertama Sofubi. Kutipan Sofubiki.com Invasi kisah monster fiksi “Kaiju” ke dunia hiburan luar negeri merupakan salah satu lini kesuksesan mainan Sofubi.

Mainan Sofubi terbuat dari bahan PVC (Poly Vinyl Klorida) dengan proses pembuatan melalui “Slush Moulding” dan “Rotocasting”. Hal ini membuat mainan Sofubi empuk karena bahan PVC hanya mencetak permukaan luar saja bentuknya. Mainan sofubi mempunyai ciri-ciri bentuk yang sangat unik. Bentuk klasik mainan Sofubi biasanya berpenampilan “Bantet” kemudian diberi cat dengan warna yang mencolok dengan finishing “Glossy” sehingga warnanya terlihat sedikit metalik. Perpaduan warnanya juga cukup nyentrik sehingga mainan ini sangat menarik perhatian anak kecil ketika melihatnya.

Selain karakter Kaiju, serial klasik awal debut Sofubi juga memproduksi mainan karakter Tokusatsu seperti Ultraman dan Kamen Rider. Ada juga karakter horor dari cerita rakyat Jepang hingga karakter Anime klasik.


Kemasan mainan sofubi juga dibuat sangat sederhana. Hanya dengan Ziplock. Bahkan di era modern ini, Sofubi hanya digantung dengan label merek dan seri seperti mainan Ultraman dan Kaiju yang sering kita temukan di toko-toko mainan Indonesia.

Meredupnya mainan Sofubi di tahun 90an
Pada akhir tahun 80an dan awal 90an, negara Tiongkok mulai memproduksi mainan plastik keras dalam skala besar. Hal ini meredupkan kilauan mainan Sofubi yang diproduksi pabrikan Jepang. Biaya pembuatan mainan di negeri tirai bambu ini jauh lebih murah dengan hasil yang sangat memuaskan. Selain itu, munculnya pabrik-pabrik rumahan yang memproduksi mainan Sofubi secara mandiri juga mulai bermunculan. Akibatnya, produsen besar mainan Sofubi di Jepang harus mengurangi skala produksi mainan tersebut.
Mainan sofubi di era modern

Keunikan mainan Sofubi meninggalkan warisan kuat dalam budaya urban. Alhasil, mainan Sofubi kini kembali menyala dan memiliki eksklusivitas yang sangat tinggi. Selain Bandai yang terus konsisten menghadirkan mainan berbahan dasar “Soft Vinyl”, tak sedikit pula brand yang mengeluarkan rangkaian mainan berjenis Sofubi. Diantaranya Medicom, Funko Hikari dan juga Super7.

Banyak perajin dan desainer mainan yang menggunakan Sofubi sebagai media kreasinya. Harga mainan Sofubi kini sudah tidak murah lagi. Level mainan “ceroboh” ini setara dengan mainan super detail seperti Hot-toys atau Iron Studios’ Patung. Selain itu, biaya produksi Sofubi juga cukup tinggi karena belum banyak orang yang memahami rumitnya teknik produksi mainan Jepang tersebut.
Si Batu, mainan lunak karya perajin Indonesia

Tak hanya perajin dan desainer mainan luar negeri saja yang tertarik menggarap media Sofubi. Ada juga perajin lokal yang memiliki karya Sofubi. Pada tahun 2018, seorang desainer asal Indonesia bernama Kong Andri meluncurkan karyanya “Si Batu” berupa Sofubi dan dijual secara global. Yang lebih keren lagi adalah “The Rock” telah disorot oleh situs web untuk adegan “mainan seni” yang terkenal, seperti Toys r evil dan The Toy Chronicle. Sayangnya mainan Sofubi “The Stone” kini sudah terjual habis
Itulah sedikit tentang dan mengenal Sofubi Toys. Apakah Club Culture tertarik mengoleksi Sofubi?
Baca juga: https://subculture.id/mainankoleksi/seri-mainan-setan-lokal-terbaru-dari-goodguysneverwin-toy-co/