Museum Bumi Ageung Cikidang Cianjur Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Indonesia

PENAMAS.ID – Bumi Ageung Cikidang merupakan cagar budaya dan bangunan bersejarah yang ada di Kota Cianjur.

Bumi Ageung yang dipenuhi pertokoan menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Indonesia di Cianjur untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaannya.

BACA JUGA: Bupati Cianjur Lepas Ratusan Warga Program Mudik Gratis Lebaran 2023 ke Cianjur Selatan

Informasi dari berbagai sumber Bumi milik Bupati Cianjur ke-10 Raden Adipati Aria Prawiradiredja II. Ia sendiri bertugas pada periode 1862-1910 (48 tahun).

Rumah ini sendiri dibangun sejak tahun 1886 sebagai rumah peristirahatan.

Museum Bumi Ageung Cikidang Cianjur Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Indonesia (Screenshot Foto)

Maka pada tahun 1886 dibangunlah sebuah rumah peristirahatan yang letaknya sekitar 200 meter dari rumah dinasnya di Pendopo.

Barulah pada tahun 1910 Bumi Ageung diwariskan kepada putri semata wayangnya bernama Raden Ayu Tjitjih Wiarsih untuk kemudian dijadikan tempat tinggal utama. Sebab, saat itu Tjitjih sudah tidak bisa meneruskan jabatan ayahnya.

Dahulu Bumi Ageung mempunyai peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia, karena rumah ini sering digunakan sebagai tempat perumusan pembentukan tentara PETA yang dipimpin oleh Gatot Mangkoepradja pada tahun 1943-1945.

RAA Prawiradireja II

Bupati Cianjur ke-10 RAA Prawiradireja II menjabat pada periode 1862-1910 atau selama 48 tahun atau paling lama menjabat.

Sosoknya disegani Belanda dan merupakan bupati paling reformis pertama.

Torehannya membuat kesenian cianjuran dan gamelan bisa dipentaskan di tengah masyarakat, tidak hanya di gedung atau rumah pejabat.

Ia juga berkolaborasi dengan Tirto Adi Suryo untuk membuat surat kabar pertama di Indonesia dengan nama Sunda Berita.

Surat kabar tersebut menjadi langganan 40 bupati dan delapan raja atau sultan. (Hanni/Penamas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *